Rabu, 06 Januari 2010

Tugas UAS Foto Story ( Naratif )

Rabu, 23 Desember 2009


FOTO PENUTUP

FOTO INTERAKSI

FOTO DETAIL

FOTO EDFAT ( Time )

FOTO UTAMA

FOTO PEMBUKA

Foto UTS dan konotasi


shot size : long shot karena fotografer tidak punya kedekatan dengan objek.
angel : eye level
penempatan objek di pinggir

Senin, 14 Desember 2009


Senin, 07 Desember 2009

Teori Konotasi foto menurut Ronald Barthes

Teori Konotasi foto menurut Ronald Barthes

Teori konotasi Ronald Barthes

Teori ini dikemukakan oleh Roland Barthes (1915-1980), dalam teorinya tersebut Barthes mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti (Yusita Kusumarini,2006).

Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya.

Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of signification”, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). Di sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure.

Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang menandai suatu masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem sign-signifier-signified, tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos.

Misalnya: Pohon beringin yang rindang dan lebat menimbulkan konotasi “keramat” karena dianggap sebagai hunian para makhluk halus. Konotasi “keramat” ini kemudian berkembang menjadi asumsi umum yang melekat pada simbol pohon beringin, sehingga pohon beringin yang keramat bukan lagi menjadi sebuah konotasi tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan tingkat kedua. Pada tahap ini, “pohon beringin yang keramat” akhirnya dianggap sebagai sebuah Mitos.

Minggu, 06 Desember 2009

Foto Framming




Foto Time





Foto Detail




Foto Angle










Foto Entire

Minggu, 25 Oktober 2009

Minggu, 18 Oktober 2009

Hasil Karya Foto Ami Vitale


Hasil Karya Foto Henri Cartier Bresson


Henri Cartier Bresson

1. Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan Cartier Bresson yaitu Pencahayaan Hitam Putih ( BW ) dan Redup dan dia tidak pernah sekalipun memotret dengan menggunakan lampu kilat.

2. Subyek
• Fose : hasil karya foto Cartier Bresson jarang sekali dia melihat kamera atau tidak melihat kamera pada saat melakukan pemotretan,
• Angle : Cartier Bresson sering kali menggunakan High angle,
• Shootsize : Cartier Bresson menggunakan Longshot, agar objek terlihat jelas sedang melakukan apa.

3. Warna : Hitam Putih ( BW ) dan redup

4. Bio data : Henri Cartier Bresson lahir di Paris 22 Agustus 1908, dan meninggal di Montjustin (Alpes-de-Haute-Provence, Perancis) hari selasa, 3 Agustus 2004. Dia meninggalkan istrinya, Martine Franck, dan putrinya, Mélanie. Cartier Bresson membantu mengembangkan "fotografi jalanan" atau "kehidupan nyata reportase" gaya yang telah mempengaruhi fotografer generasi berikutnya dan dia sekaligus pendiri kantor berita foto paling bergengsi di dunia yaitu Magnum dan full anggota sejak 1947.



Ami Vitale

1. Pencahayaan
Pencahayaan yang di gunakan Ami Vitale terang, selalu menggunakan lighting atau menggunakan lampu kilat, agar objek lebih terlihat terang dan jelas.

2. Subyek
- Fose : Hasil karya foto Ami Vitale lebih melihat kamera.
- Angle : Ami Vitale sering kali menggunakan Eye angle.
- Shotsize : Ami Vitale menggunakan Clouse Up, agar objek lebih terlihat detail.

3. Warna : Cerah

4. Bio data : Ami Vitale, paling dikenal karena berita internasional dan dokumentasi budaya, telah dipuji sebagai manusiawi dan empati pendongeng. Dia telah menerima penghargaan atas karyanya dari World Press Photo, National Press Photographers Association (NPPA), Internasional Photos of the Year, Foto Distrik News, dan Amerika Serikat Travel Writers, antara lain.

Vitale telah meliput banyak topik untuk National Geographic publikasi, termasuk Kashmir untuk majalah National Geographic Traveler dan gajah-hubungan manusia, macan tutul salju, dan manusia-makan singa untuk majalah National Geographic Adventure.

Vitale kuliah di University of North Carolina sebelum mendapatkan mulai di Associated Press sebagai editor gambar di New York dan Washington, DC Dia telah sejak tinggal dan bekerja di seluruh dunia. Dia sekarang yang berbasis di New Delhi, India.

Minggu, 11 Oktober 2009

Tugas Fotografi Jurnalistik

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan foto jurnalistik?
2. Apa keunggulan berita foto dibanding berita tulis?
3. Apakah foto jurnalistik tetap akan bertahan ketika media cetak tidak terbit lagi dan invasi tv.!

JAWAB

1. Henri Cartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka “Magnum” yuang terkenal dengan teori ‘Decisive Moment’ -- menjabarkan, “foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembul mengungkap sebuah cerita.”

Menurut Oscar Motuloh dalam makalahnya “Suatu Pendekatan Visual Dengan Suara Hati”, foto jurnalistik adalah suatu medium sajian untuk menyampaikan beragam bukti visual atas suatu peristiwa pada masyarakat seluas-luasnya, bahkan hingga kerak di balik peristiwa tersebut, tentu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Melihat foto jurnalistik sebagai suatu kajian artinya memasuki matra yang memiliki tradisi kuat tetang proses “sesuatu” yang dikomunikasikan – dalam hal ini yang bernilai berita – kepada orang lain atau khalayak lain dalam masyarakat.

www.acehforum.or.id


2. Kunggulan dari berita foto dibanding berita tulis adalah berita foto memberikan informasi yang lebih lengkap kepada pembaca karena menggunakan media visual sebagai media tambahannya dan Pembaca lebih merasa yakin akan setiap kejadian atau peristiwa karena ada penggabungan media komunikasi visual dengan media komunikasi verbal.


3. menurut saya foto jurnalistik akan tetep bertahan selama foto tersebut masih memilik nilai dari suatu foto berita dan meskipun media cetak tidak terbit masih ada media online yang bisa mentransfer foto lebih cepat langsung ditempat kejadian perkara.